Sering Pusing dan Jantung Berdebar, Bisa Jadi Pertanda Aritmia

Jika kepala anda sering mengalami pusing, ada kemungkinan mengalami gangguan irama jantung (aritmia). Sementara itu saat ini aritmia yang paling sering terjadi adalah Fibrilasi Atrium (FA). Dewan Penasehat Indonesian Heart Rhythm Society (InaHRS)/Perhimpunan Aritmia Indonesia (PERITMI), Dr. dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP (K),FIHA, FAsCC., mengatakan bahwa Aritmia ini dapat berupa denyut jantung yang terlalu cepat, terlalu lambat atau tidak teratur.

Kelainan ini tidak hanya ditunjukkan melalui gejala ringan seperti berdebar dan pusing, namun juga berakibat fatal, yakni terjadinya stroke, gagal jantung maupun pingsan. Bahkan yang paling fatal adalah Kematian Jantung Mendadak (KJM). Jumlah pasien Aritmia di Indonesia pun terus mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.

IDF Rilis 11 Foto Pemimpin Senior Hamas Kumpul di Terowongan, 5 di Antaranya telah Terbunuh Halaman 3 Hotel Murah Dekat Stasiun Tugu Jogja Buat Liburan Akhir Tahun, Tarif Mulai Rp 30 Ribuan per Malam Sering Pusing dan Jantung Berdebar, Bisa Jadi Pertanda Aritmia

Wajib Waspada, Jantung Berdebar Bukan Tanda Jatuh Cinta, Tapi Bisa Jadi Pertanda Penyakit Ini Bangkapos.com Ramalan Zodiak Besok Selasa 12 Desember 2023: Aries Bangkit, Virgo Bijak, Leo Tenang, Scorpio Jujur Halaman 4 Ketahui 12 Penyebab Jantung Berdebar, Badan Lemas, Bisa Jadi Disertai Nyeri Dada

Strategi Israel Bombardir Rata Tanah Gaza Malah Jadi Bumerang: Hamas Justru Makin Kuat Halaman 3 Namun untuk penanganannya, masih tercatat sebagai salah satu tantangan besar. "Berdasarkan data 2023, prevalensi Aritmia secara umum diperkirakan sekitar 1,5 sampai 5 persen pada populasi global. Aritmia yang paling sering terjadi adalah Fibrilasi Atrium (FA), dengan prevalensi global mencapai 46,3 juta kasus," kata Dr. Dicky, dalam Konferensi Pers 'Satu Dekade InaHRS: An Overviews and Outlook' di RSJPD Harapan Kita, Jakarta Barat, Selasa (29/8/2023).

Ia menjelaskan bahwa di Amerika Serikat (AS) pun, diperkirakan prevalensi FA terus mengalami peningkatan hingga mencapai 16 juta kasus pada 2050. Sedangkan di Asia, angkanya diprediksi jauh lebih tinggi yakni mencapai 72 juta. "14 juta kasus di Eropa, dan 72 juta kasus di Asia, di Indonesia diperkirakan mencapai 3 juta," jelas Dr. Dicky.

Menurutnya, mereka yang menderita FA, memiliki risiko jauh lebih tinggi terkena stroke. "Individu dengan FA mempunyai risiko 5x lebih tinggi untuk terjadinya stroke dibanding individu tanpa FA," papar Dr. Dicky. Dr. Dicky menyebutkan sederet gejala yang biasa dialami mereka yang mengalami Aritmia, mulai dari detak jantung yang tidak normal, pusing hingga terasa nyeri pada bagian dada.

"Orang dengan Aritmia biasanya menunjukan gejala seperti jantung berdetak cepat dari normal (takikardia), Jantung berdetak lebih lambat dari normal (bradikardia), pusing, pingsan, cepat lelah, sesak napas, dan nyeri dada," tutur Dr. Dicky. Dirinya menekankan bahwa terkadang gejala Aritmia tidak dirasakan atau ditemukan pada sebagian orang, sehingga sering tidak disadari oleh penderitanya. Namun penyakit ini tidak dapat dianggap remeh, karena dapat menyebabkan penderitanya mengalami kematian secara mendadak.

"Gejala gejala Aritmia dapat menimbulkan komplikasi yang membahayakan, seperti stroke, gagal jantung dan kematian mendadak," tegas Dr. Dicky. Artikel ini merupakan bagian dari KG Media. Ruang aktualisasi diri perempuan untuk mencapai mimpinya.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *